Monday, September 26, 2011
Aku Seorang Peminta! | iluvislam.com + discover the beauty of islam
Saturday, September 24, 2011
Zubair Al-Awwam~pembela Rasulullah
Keduanya masih kerabat Rasulullah. Thalhah masih keturunan kakek buyut Rasulullah yang bernama Murrah bin Ka’ab, sedangkan Zubair masih keturunan kakek buyut Rasulullah yang bernama Qusai bin Kilab. Shafiyah, ibu Zaubair, juga bibi Rasulullah.
Thalhah dan Zubair mempunyai banyak kesamaan dalam menjalani roda kehidupan. Masa remaja, kekayaan, kedermawanan, keteguhan dalam beragama dan keberanian mereka hampir sama. Keduanya termasuk orang-orang yang masuk Islam di masa-masa awal, dan termasuk sepuluh orang yang dikabarkan oleh Rasul masuk surga, termasuk enam orang yang diamanahi Khalifah Umar untuk memilih khalifah pengganti. Bahkan, hingga saat kematian keduanya sama persis.
Seperti yang telah kita sebutkan, Zubair termasuk orang-orang yang masuk Islam di masa-masa awal, karena ia termasuk tujuh orang pertama yang masuk Islam, dan sebagai perintis perjuangan di rumah Arqam. Usianya waktu itu baru 15 tahun. Ia telah diebri petunjuk, cahaya, dan kebaikan saat remaja.
Ia ahli menunggang kuda dan memiliki keberanian, sejak kecil. Bahkan, ahli sejarah menyebutkan bahwa pedang pertama yang dihunuskan untuk membela Islam adalah pedang Zubair bin Awwam.
Di masa-masa awal, saat jumlah kaum muslimin masih sedikit dan masih bermarkas di rumah Arqam, terdengar berita bahwa Rasulullah terbunuh. Zubair langsung menghunus pedang lalu berkeliling kota Makkah laksana tiupan angin kencang, padahal usianya masih muda belia.
Yang pertama kali dilakukannya adalah mengecek kebenaran berita tersebut. Seandainya berita itu benar, ia bertekad menggunakan pedangnya untuk memenggal semua kepala orang-orang kafir Quraisy atau ia sendiri yang gugur.
Di satu tempat, di bagian kota Makkah yang agak tinggi, ia bertemu Rasulullah. Rasulullah menanyakan maksudnya. Ia menceritakan berita yang ia dengar dan menceritakan tekadnya. Maka, beliau berdoa agar Zubair selalu diberi kebaikan dan pedangnya selalu diberi kemenangan.
Sekalipun Zubair seorang bangsawan terpandang, namun ia juga merasakan penyiksaan Quraisy. Orang yang disuruh menyiksanya adalah pamannya sendiri. Ia pernah diikat dan dibungkus tikar lalu diasapi hingga kesulitan bernapas. Di saat itulah sang paman berkata, “Larilah dari Tuhan Muhammad, akan kubebaskan kamu dari siksa ini.”
Meskipun masih muda belia, Zubair menjawab dengan tegas, “Tidak! Demi Allah, aku tidak akan kembali kepada kekafiran untuk selama-lamanya.”
Zubair ikut dalam perjalanan hijrah ke Habasyah dua kali. Kemudian ia kembali, untuk mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah, hingga tidak satu pun peperangan yang tidak ia ikuti.
Banyaknya bekas luka pedang dan tombak di tubuhnya adalah bukti keberanian dan kepahlawanannya.
Marilah kita dengarkan cerita seorang rekannya yang melihat bekas luka yang hampir memenuhi sekujur tubuhnya.
“Aku pernah bersama Zubair bin Awwam dalam satu perjalanan dan aku melihat tubuhnya. Ada banyak bekas sabetan pedang. Di dadanya ada beberapa lubang bekas tusukan tombak dan anak panah. Aku berkata kepadanya, ‘Demi Allah, yang kulihat ditubuhmu belum pernah kulihat di tubuh orang lain.’ Ia menjawab, “Demi Allah, semua luka-luka ini kudapat bersama Rasulullah dalam peperangan membela agama Allah.”
Seusai Perang Uhud, dan pasukan Quraisy sedang dalam perjalanan pulang ke Makkah, Zubair dan Abu Bakar diperintahkan Rasulullah memimpin kaum muslimin mengejar mereka agar mereka menganggap kaum muslimin masih mempunyai kekuatan, sehingga mereka tidak berpikir untuk menyerbu Madinah.
Abu Bakar dan Zubair membawa 70 tentara muslim. Sekalipun Abu Bakar dan Zubair sebenarnya sedang mengikuti satu pasukan yang menang perang dan berjumlah jauh lebih besar, namun kecerdikan dan siasat yang dipergunakan keduanya berhasil mengecoh mereka. Mereka menyangka bahwa pasukan yang dipimpin Abu Bakar dan Zubair adalah pasukan perintis dan di belakang pasukan ini masih ada pasukan yang jauh lebih besar. Tentu saja ini membuat mereka takut. Mereka pun mempercepat langkah menuju Makkah.
Di perang Yarmuk, Zubair memerankan satu pasukan tersendiri. Ketika banyak prajuritnya yang lari ketakutan melihat jumlah pasukan Romawi yang begitu banyak, ia berteriak, “Allaahu Akbar”, lalu menyerbu pasukan Romawi sendirian dengan pedangnya.
Ia sangat rindu untuk syahid. Ia berkata, “Thalhah bin Ubaidillah memberi nama anak-anaknya dengan nama nabi-nabi padahal tidak ada nabi setelah Muhammad SAW. Karena itu, aku memberi nama anak-anakku dengan nama para syuhada dengan harapan mereka syahid.”
Ada yang diberi nama Abdullah dari nama Abdullah bin Jahsy. Ada yang diberi nama Mundzir dari nama Mundzir bin Amru. Ada yang diberi nama Urwah dari nama Urwah bin Amru. Ada yang diberi nama Hamzah dari nama Hamzah bin Abdul Muthalib. Ada yang diberi nama Ja’far dari nama Ja’far bin Abi Thalib. Ada yang diberi nama Mushab dari nama Mushab bin Umair. Ada yang diberi nama Khalid dari nama Khalid bin Sa’id. Seperti itulah, semua anaknya diberi nama dengan nama-nama para syuhada dengan harapan bisa syahid seperti mereka.
Disebutkan dalam buku sejarah, “Zubair tidak pernah menjadi bupati atau gubernur. Tidak pernah menjadi petugas penarik pajak atau cukai. Ia tidak pernah menduduki jabatan kecuali sebagai pejuang perang membela agama Allah.”
Ia sangat percaya dengan kemampuannya di medan perang dan itulah kelebihannya. Meskipun pasukannya berjumlah 100 ribu prajurit, namun ia seakan-akan sendirian di arena pertempuran. Seakan-akan dia sendiri yang memikul tanggung jawab perang.
Keteguhan hati di medan perang dan kecerdasannya dalam mengatur siasat perang adalah keistimewaannya.
Ia melihat gugurnya sang paman, yaitu Hamzah, di Perang Uhud, di Perang Uhud. Ia juga melihat bagaimana tubuh pamannya dicabik-cabik oleh pasukan kafir. Ia berdiri dekat jenazah sang paman. Gigi-giginya terdengar gemeretak dan genggaman pedangnya semakin erat. Hanya satu yang dipikirkannya, yaitu balas dendam. Akan tetapi, wahyu segera turun melarang kaum muslimin melakukan balas dendam.
***
Ketika pengepungan terhadap bani Quraidzah sudah berjalan lama tanpa membawa hasil, Rasulullah menugaskan Zubair dan Ali bin Abi Thalib. Keduanya berdiri di depan benteng musuh yang kuat dan berkata, “Demi Allah, mari kita rasakan apa yang dirasakan hamzah. Atau, akan kita buka benteng mereka.” Keduanya melompat ke dalam benteng. Dengan kecerdasannya, ia berhasil membuat takut orang-orang yang berada dalam benteng dan berhasil membuka pintu benteng sehingga pasukan Islam berhamburan menyerbu ke dalam benteng.
***
Di perang hunain, suku Hawazin yang dipimpin Malik bin Auf menderita kekalahan yang memalukan. Tidak bisa menerima kekalahan yang diderita, Malik beserta beberapa prajuritnya bersembunyi di sebuah tempat, mengintai pasukan Islam, dan bermaksud membunuh para panglima Islam. Ketika Zubair mengetahui kelicikan Malik, ia langsung menyerang mereka seorang diri dan berhasil mengobrak-abrik mereka.
Rasulullah sangat sayang kepada Zubair. Beliau bahkan pernah menyatakan kebanggaannya atas perjuangan Zubair. “Setiap nabi mempunyai pembela dan pembelaku adalah Zubair bin Awwam.”
Bukan karena sebagai saudara sepupu dan suami dari Asma binti Abu Bakar yang bergelar “Dzatun Niqatain” (memiliki dua selendang), melainkan karena pengabdiannya yang luar biasa, keberaniannya yang tiada dua, kepemurahannya yang tidak terkira, dan pengorbanan diri serta hartanya untuk Allah, Tuhan alam semesta.
Sungguh tepat apa yang dikatakan Hasan bin Tsabit ketika melukiskan sifat-sifatnya.
Janjinya kepada Nabi selalu ia tepati
Atas petunjuk Nabi ia berbakti
Dialah sang pembela sejati
Kata dan perbuatannya bagai merpati
Di jalan Nabi, ia berjalan
Bela kebenaran sebagai tujuan
Jika api peperangan sudah menyala
Dialah penunggang kuda tiada dua
Dialah pejuang tak kenal menyerah
Dengan Rasul, masih keluarga
Terhadap Islam, selalu membela
Pedangnya selalu siaga
Kala Rasul dihadang bahaya
Dan Allah tidak ingkar pada janji-Nya
Memberi pahala tiada terkira
***
Ia seorang yang bebrudi tinggi dan berakhlak mulia. Keberanian dan kepemurahannya bagai dua kuda yang digadaikan.
Ia seorang pebisnis sukses. Harta kekayaannya melimpah ruah. Semuanya ia dermakan untuk kepentingan Islam hingga saat mati mempunyai utang.
Kedermawanan, keberanian, dan pengorbanannya bersumber dari sikap tawakalnya yang sempurna kepada Allah. Karena dermawannya, sampai-sampai ia rela mendermakan nyawanya u. Islam.
Sebelum meninggal, ia berpesan kepada anaknya untuk melunasi utang-utangnya, “Jika kamu tidak mampu melunasinya, mintalah kepada pelindungku.”
Sang anak bertanya, “Siapa pelindung yang ayah maksud?”
Zubair menajwab, “Allah! Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”
Di kemudian hari, sang anak bercerita, “Demi Allah, setiap kali aku kesulitan membayar utangnya, aku berkata, ‘Wahai Pelindung Zubair, lunasilah utangnya.’ Maka Allah melunasi utangnya.”
Di perang Jamal, seperti yang tersebut dalam kisah Thalhah, perjalanan hidup Zubair berakhir.
Setelah ia mengetahui duduk permasalahannya, lalu meninggalkan peperangan, ia dikuntit oleh sejumlah orang yang menginginkan perang tetap berkecamuk. Ketika Zubair sedang melaksanakan shalat, mereka menikam Zubair.
Setelah itu, si pembunuh pergi menghadap Khalifah Ali, mengabarkan bahwa ia telah membunuh Zubair. Ia berharap kabar itu menyenangkan hati Ali karena yang ia tahu, Ali memusuhi Zubair.
Ketika Ali mengetahui ada pembunuh Zubair yang hendak menemuinya, ia langsung berseru, “Katakanlah kepada pembunuh Zubair putra Shafiah bahwa orang yang membunuh Zubair tempatnya di neraka.”
Ketika pedang Zubair ditunjukkan kepada Ali, ia menciumnya. Lalu ia menangis dan berkata, “Demi Allah, sekian lama pedang ini melindungi Nabi dari marabahaya.”
***
Adakah kata yang lebih indah dari kata-kata Khalifah Ali untuk melepas kepergian Zubair?
Salam sejahtera untukmu, wahai Zubair, di alam kematian.
Beribu salam sejahtera untukmu, wahai pembela Rasulullah. [sumber : 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW]
Thursday, September 8, 2011
Sebab kau KAWAN aku~


Have you ever wondered which hurts the most?
saying something and wishing you hadn't?
or saying nothing and wishing you had?
I guess the most important things are the hardest things to say.
Don't be afraid to tell someone you love them.
if you do,they might break your heart..
if you don't, you might break theirs.
Have you ever decided not to become a friend because you were so afraid of losing what you already had with that person?
Your heart decides whom it likes and whom it doesn't.
You can't tell your heart what to do .
It does it on its own ..when you least suspect it,or even when you don't want it to.
Have you ever wanted to love someone with everything you had,but that other person was too afraid to let you ?
Too many of us stay walled up because we are too afraid to care too much..for fear that the other person does not care as much,or even at all.
Have you ever denied your feelings for someone because your fear of rejection was too hard to handle?
We tell lies when we are afraid..
Afraid of what we don't know,
afraid of what others will think,
afraid of what will be found out about us.
But every time we tell a lie,the thing we fear grows stronger.
Life is all about risks and it requires u to jump.
Don't be a person who has to look back and wonder what they would have done, or could have had.
What would you do if every time you fell in love you had to say good bye?
What would you do if every time you wanted someone they never would be there?
What would you do if your best friend died tomorrow and u never got to tell them how you felt?(even if u don't care anymore)
What would you do if you loved someone more than ever and you couldn't have them?
What would you do if never got the chance to say I am friends with all of my family and they know i love them?
People live,but people die.
I want to tell you that you are friend.
If you died tomorrow you would be in my heart.would I be in yours?
If u care about me as much as i care about you, you'll pray for me will you?
We might be best friend one year, pretty good friends the next year, don't talk that often the next, and don't want to talk at all the year after that.
So, I just wanted to say, even if I never talk to you again in my life, you are special to me and you have made a difference in my life.
I look up to you, respect you, truly cherish you, most of all I care about friends.
Remember,everyone needs a friend someday. You might feel likeyo u have no friends at all, just remember this email and take comfort in knowing somebody out there cares about you and always will..
Tol: Ini ana ambil dari 5T5B by Hlovate and some renovation~untuk siapa? untuk sesiapa yang berharap redha Allah mengiringinya~
terima kasih buat nyah~SITI NUR AMALINA NASRI.
Friday, September 2, 2011
Kenapa kita tidak boleh mengata~1

Bismillahirrahmanirrahim~
Entry ana hari ini berbunyi~
"Kenapa kita tidak boleh mengata~~walau kita hampir sempurna"
jeng3~~
Ia mungkin merupakan serangkaian jawapan atau mirip kepada peringatan buat sahabat sahabiah di luar sana~bagi yang pelik atas hal apa yang kalau ana diajak bicara~ ana kerap pasif bila berkenaan orang lain~~~inilah~
Ini ada satu cerita~
Pada suatu hari berjalan kakilah seorang Muslim di sebuah jalan yang lengang. Sedang dia menikmati pemandangan di sekitar perjalanannya itu secara tiba-tiba ia dirempuh oleh seorang lelaki. Lelaki itu ternyata seorang Yahudi.
Memandang sahaja lelaki itu. Maka terbitlah rasa marah hingga lelaki Muslim ini berkata, " Nerakalah bagimu. Nerakalah bagimu wahai laknatullah!"
Lelaki Yahudi itu pun amat terkejut dengan perkataan lelaki Muslim itu. Hatinya sakit dan amat terluka. Dia lalu membalas: "Kamukah yang memegang kunci Neraka? Maka dengan in saksikanlah bahawa aku bersaksi bahawa Allah itu Tuhanku dan Muhammad itu nabiku!"
Usai itu, si yahudi yang kini Muslim itu lalu berlalu menyempurnakan tugasnya kini sebagai seorang Muslim yang telah diberi hidayah oleh Allah. Begitu juga berlalulah si Muslim yang menyumpahnya tadi meneruskan perjalanannya.
Sedang si Muslim yang menyumpah itu berjalan, dia melalui sebuah kebun. Di dalam kebun tersebut terdapat sebuah rumah. Berlalunya dia dihadapan rumah tersebut, dia terlihat seorang gadis yang amat jelita berdiri di tepi jendela rumah tersebut. terpautlah hatinya kepada gadis itu lalu dia terus pergi untuk berjumpa dengan keluarga gadis itu bagi meminangnya.
Ayah si gadis bersetuju mengahwinkan anak gadisnya dengan jejaka tersebut dengan satu syarat. Iaitu:"Kamu perlulah meninggalkan agamamu dan memasuki agamaku serta memelihara ternakan khinzirku selama 1 bulan".
Kerana telah dilanda rasa cinta yang tidak terbendung lagi dia lalu bersetuju dengan syarat tersebut asalkan dapat mengahwini gadis yang dicintainya.

Selama beberapa minggu kemudian, dia membela khinzir kepunyaan gadis cantik tersebut sehinggalah berlalu seorang lelaki melintasi kebun yang ditumpangnya itu. Rupa-rupanya dia adalah lelaki Yahudi yang pernah disumpahnya dan kini merupakan seorang Muslim yang abid, bercahaya peribadinya dan tenang tingkahnya. Sedangkan si muslim yang penyumpah kini telah beralih agama dan kini menternak khinzir pula.
Tanpa disangka-sangka, rupa-rupanya si gadis itu merupakan adik si Muslim yang baru dan tuan punya kebun merupakan ayahnya. Keluarganya masih merupakan penganut yahudi.
Si Muslim yang baru bertanya dengan nada hairan kepada si yahudi yang baru: "Apa yang terjadi kepadamu?"
Dia lalu menjawab :" Sesungguhnya dahulu aku telah berlaku salah denganmu. Aku telah menyumpahmu dengan sesuatu yang buruk. Sekarang Allah telah menukarkan tempatku dengan tempatmu. Akulah yang akan dimasukkan ke neraka nanti." Si yahudi itu menangis semahu-mahunya sehingga secara tiba-tiba ia rebah dan kemudian ia tidak sedarkan diri lagi. Pergilah ia menghadap Ilahi tanpa sepatah kata taubat akan perbuatannya meninggalkan agamanya.
Begitulah~kita didoakan dengan apa yang kita katakan.
Sering saja terluah di bibir mulus kita:
"Astaghfirullah~apa nak jadi dengan budak-budak sekarang ni, seluaq ketat~baju sendat~"
"Cuba tengok anak si fulan tu, belajaq tak pandai, mengabeskan gheta makpak ja~"
" Innalillah, bapak ustaz~anak free hair"
" Pakai tudung tapi baju lengan pendek, makbapak tak ajaq ka?"
Dan sebagainya..
Tapi, sedarkah kita? Kita punya ibu, bapa, adik-adik, kakak dan abang. Ana personally punya 4 orang adik. Dan pernahkah kita menjangka bahawa mungkin satu hari nanti apa yang kita pernah tujukan kepada orang lain akan kembali kepada kita sendiri? Nauzubillah...
Kita mungkin akan berkeluarga~punya pasangan, dan anak-anak..
dan mahukah kita apa yang sakit di mata kita kini menjadi sakit di hati kita suatu masa nanti bilamana ia terjadi kepada darah daging kita sendiri..?
Kita hanya membenci dosa yang dilakukan~bukan si pendosa yang merupakan saudara kita sendiri. Pandanglah dengan mata hati~pandulah dengan rasa sayang~
Apa yang kita doakan buat saudara kita dicatatkan~doa kita yang baik buat saudara kita tetapi tidak diketahuinya~akan dibalas dengan doa yang sama oleh para malaikat~begitu juga yang buruk~~
Justeru hadanglah lisanmu dengan perkara yang baik-baik sahaja agar yang dikembalikan padamu juga yang baik-baik sahaja~
Rasa yang membengkak dalam hati itu ada cara untuk melunasinya~nantikan~~
Sekali lagi~pandanglah dengan mata hati~dipandu dengan rasa sayang~~~
Ibarat kata-kata Abu Darda': Aku hanya membencinya kerana dosanya sahaja. Bilamana ia bertaubat dari dosanya itu, dia kembali menjadi saudaraku.."
Berbuat kerana kasih~berbicara kerana sayang~Assalamualaikum~
Monday, August 29, 2011
Temanku kamu.

Sekian lama aku cuba untuk memahami suatu hidupan yang dinamakan manusia~ya sejak aku mengenal dunia~sementelah itu aku kerap cuba merumus~merumus~dan merumus~ kerana menyangkakan pemerhatianku telah bernoktah~seringkali itu ingin terjadi ia tidak terjadi~kerana aku telah ditampar oleh sesuatu yang bernama-HAKIKAT.
Lalu untuk detik masa yang sesaat ini~biarkan aku tersilap sekali lagi. Kerana aku tetap ingin merumus. Walau ketara silap di matapandang, biarkan kerana ia hanya sekejap. Jika itupun tidak dapat dihalalkan, maafkan aku teman, aku jemput kamu beredar dari sini, sahabat.

(^_^) Buat kesekian kalinya, aku tersenyum dalam pahit. Ya, yang pertama sebenarnya dalam pahit. Kerana aku kian penat mengempang wadi air mata. Lalu, mudah, aku lucutkan gelarannya. meskipun kata-kata 'pujangga' bahawa mata yang tidak ingin menangis adalah cermin bagi hati yang telah benar-benar keras. Kerana semakin kuat aku cuba berlari, aku akan tersungkur. Haha. itu sudah pasti.
Sejujurnya aku kian penat. Entah apa yang menjadi dambaanmu teman. Aku cuba penuhi dalam kudrat yang sedikit ini. Tapi itulah malangnya bila seorang hamba bekerja bukan untuk Tuannya, sebaliknya untuk hamba yang lain. Aku lalu penat tanpa mendapat berkat.
(^_^) Teman, aku ingin mengatakan akan sesuatu, kau adalah suatu yang amat bererti buatku. Kau menemanku sedang ketika itu aku masih belum zahir di mata yang lain. Dan adatnya teman, dunia mengatakan kaulah yang harus lebih memahami aku walaupun bukan yang 'paling'.
(^__^) Hari ini, sangat kerap aku tersenyum teman. Kau tahu kan signifikannya apa? itulah jumlah luka. Semakin banyak luka, semakin banyak senyum. Semakin banyak senyum, semakin galak aku dilukai~Ia berlangsung secara selari ye?
Teman, aku ingin sekali membicarakan siapa aku padamu. Kerana aku yakin kau tidak mengenali aku. tapi teman sebelum itu terus niatku tercantas, kerana aku lebih tahu bahawa yang utamanya kau langsung tidak mahu mengambil tahu.
Aku...takkan pernah menghampakanmu. Tidakkah kau melihat aku yang sakit dan penat untuk menjadi yang terbaik buatmu? Aku lakukan yang tidak indah di mata manusia kerana aku tahu itu yang terbaik buatmu pada akhir nanti. Aku korbankan apa yang aku ingin kerana aku tahu yang keinginanku akan membunuhmu. Tapi sayang, aku mungkin kurang memahamimu teman, kerana sebenarnya kau amat meraikan yang buruk itu... Maafkan kerana aku takkan sanggup memancung rahmat Tuhan kepadamu teman.

Bila-bila kau terluka keranaku teman, tahulah bahawa aku telah sakit sebelum itu dan aku tidak punya tempat bersandar apatah lagi berubat melainkan hanya dengan menzahirkannya sahaja. Teman, aku ini lemah, kau tahu itu bukan? Aku lemah.
Tapi teman, mengapa kau mensiniskan keperluan aku terhadapmu? Kenapa kau perlekehkan segala ketetapan yang kupohon padamu? Tahukah kamu yang aku meletakkan kamu di maqam tinggi di dalam hidupku?
Teman, aku ingin menetapkan sesuatu kerana aku yakin yang kamu tidak akan berusaha mencari hakikat ini maka aku nukilkan kerana aku yakin ia akan lebih memudahkanmu. Maafkan jika sekali lagi aku tersilap kerana aku memang sering begitu.
Aku, pertamanya takkan pernah mengecewakan sebarang permintaanmu. Sekiranya kau meminta tetapi aku tidak mengendahkannya, jangan tertipu sebaliknya berlalulah kerana aku akan segera mengerjakan suruhanmu itu. Aku ini egois, mohon kefahamanmu teman.
Aku, seterusnya, takkan pernah berlapang dada dengan arahan melainkan permintaan. justeru teman janganlah kau mengharapkan aku mempersiapkan kebutuhanmu dengan arahan, nasihatkan aku teman dan aku yakin kau mengakui betapa aku boleh bergerak sendiri. Kau memerhati bukan?
Aku, seterusnya, takkan pernah bergantung kepada sesiapa melainkan kamu. Justeru, jangan tinggalkan aku dalam setiap langkahmu. Tidakkah kau memahami teman yang aku ini sunyi, tetapi mengapa kau mengenepikanku di har-hari bahagiamu? Hama sungguhkah aku dimatamu?

Aku, ini sangat halus jiwaku, aku sangat sering tersentuh akan hakikat keikhlasan insan kerana aku ini pemerhati. Tolonglah jangan paksakan senyuman dan nada suaramu dihadapanku sekadar ingin memujuk. Mengapa tidak kau perhalusi sahaja tindakanmu itu. Kerana aku sangat-sangat mengharapkan secalit unsur keikhlasan dalam perimu padaku.
Aku, tahu amat teman, egoku ini tersibghah kerana aku lama bersahabat denganmu. Ya, kau mulia tapi aku tak dapat nafikan kemulianmu itu yang menjadikan aku, aku. Justeru terima kasih teman, tapi tolong, jangan mengatakan aku tidak berguna kerana sesungguhnya walau tanpa kata-kata aku telah memahami hakikat itu dengan baik sekali. Aku memang tidak berguna.
Tapi teman, andai suatu masa yang kita mungkin berjauhan yang tiada tertoloh lagi aku mohon kau faham, bahawa aku amat-amat mengasihimu melebihi diriku. Melebihi diriku.
Mohonku janganlah dengan jasad kakuku kau lokek air matamu. Pada ketiadaanku janganlah kau lokek airmatamu mengingatiku. Kerana, walau tidak kau pernah tahu, aku selalu bertindak begitu, untukmu.
Sampaikan padaku teman, serangkai madah-madah syurga buat pelapang katil abadi sehingga kita diseru diakhirat nanti. Kala itu aku ingin memohon dihadapan Tuhan, agar kau tetap kujadikan teman kira tempatku kelak di tempat yang sejahtera. Tapi jika sebaliknya, aku mohon aku kau lepaskan kerana aku amat-amat berharap kau ke tempat sejahtera itu meskipun tanpa aku bersama. Tidak susah teman. Kerana kau tidak bisa menilai ikhlas. Hanya Tuhanmu itulah yang menilainya.
Sungguh teman, aku bangga kerana kaulah temanku, aku mohon ampunanmu teman atas segala khilaf yang pernah kau terasakan. Dan aku juga merelakan segala luka yang pernah ada. Moga lupa. Moga lupa..
Salam sayang berseri senyuman dari sahabatmu yang mengislahkan dirinya salah satu sebab untuk kemuliaanmu di hadapan Tuhan. Sayang kamu lebih dari diriku.
Assalamualaikum.
Friday, August 26, 2011
Ru-yah Dan Hilal~
Tulisan ini membahas beberapa hal yang berkaitan dengan ru-yah dan hisab. Dengan dibuatnya tulisan ini diharapkan semakin banyak umat Islam yang lebih memahami tentang ru-yah dan hisab. Amiin. Tulisan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik, komentar, dan saran sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua.
K. Pengertian
Hilal (هلال) = Awal Bulan.
Bulan yang mengitari Bumi memiliki fase tersendiri dalam setiap putarannya selama 29-30 hari/bulan. Setiap fase memiliki tanda/bentuk tersendiri, seperti bulan sabit, setengah purnama, purnama, bulan mati, dan sebagainya. Hilal termasuk suatu fase awal bulan yang dapat dilihat oleh seseorang, secara singkatnya hilal adalah bulan sabit.
Hilal ini ada pada setiap bulan, jadi istilah hilal tidak hanya dipakai ketika bulan Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah saja (bulan tersebut merupakan bulan-bulan hijriyah ketika istilah hilal menjadi sangat terkenal), tetapi untuk semua bulan hijriyah.
Ru-yah (رؤْية) = Penglihatan.
Dalam konteks bulan hijriyah yang dimaksud dengan ru-yah adalah ru’yah hilal yaitu melihat hilal dengan cara melihatnya dengan mata langsung atau melalui alat bantu (teropong dan alat astronomi lainnya).
(Catatan : Harap bedakan antara ru-yah (رؤْية) dengan Ruqyah (رقيه) dan ru-ya (رؤْيا) . Ruqyah secara bahasa adalah jampi-jampi/ucapan/mantra. Ruqyah terbagi menjadi dua, Ruqyah Syar’iyah (Ruqyah yang sesuai syari’at Islam) dan Ruqyah yang bukan Syar’i (Ruqyah yang tidak sesuai dengan syari’at Islam). Sedangkan ru-ya adalah mimpi (lebih khusus mimpi yang baik). Masalah Ruqyah dan ru-ya lebih lanjut perlu dijelaskan secara terpisah.
Hisab (حساب) = Perhitungan.
Dalam konteks bulan hijriyah yang dimaksud dengan hisab adalah suatu metode perhitungan untuk menentukan tanggalan (termasuk awal dan akhir bulan) hijriyah.
L. Cara Menentukan Hilal
Cara menentukan Hilal :
Ru-yah
Ru-yah biasa dilakukan pada hari ke 29 (yaitu pada sore harinya menjelang/setelah maghrib) suatu bulan Hijriyah.
Ikmal (إكمال = penyempurnaan)
Jika Hilal tidak terlihat pada proses ru-yah, maka bulan hijriyah tersebut disempurnakan/digenapkan menjadi 30 hari.
Hisab
Ahli hisab membuat suatu metode perhitungan sehingga terbuatlah suatu jadwal/kalender Hijriyah dalam setiap bulan/tahunnya.
Ru-yah dan Ikmal merupakan istilah yang berhubungan, karena jika ru-yah tidak dapat dilakukan maka ikmal 30 hari akan dilakukan. Dengan alasan itu maka wajar saja jika seolah-olah hanya ada dua cara menentukan Hilal, yaitu ru-yah dan hisab.
Mayoritas umat Islam di dunia menggunakan cara ru-yah untuk menentukan Hilal Ramadhan&Syawal, termasuk pemerintah Indonesia. Walau begitu tetap ada sebagian Muslim yang memilih menggunakan cara hisab (baik hisab murni maupun tidak), di Indonesia Muhammadiyah merupakan salah satu contoh yang paling vokal.
L.1. Ru-yah
Penentuan Hilal melalui ru-yah juga memiliki beberapa perbedaan pendapat :
Satu ru-yah untuk semua negeri.
Maksudnya : Jika suatu negeri telah menyatakan telah melihat Hilal melalui ru-yah dengan terpercaya dan terbukti, maka negeri lain wajib mengikutinya walaupun negeri tersebut tidak melihat Hilal di negerinya sendiri.
Contoh : Jika Arab Saudi telah menyatakan telah melihat hilal, negara-negara lain di seluruh dunia yang belum melihat hilal harus mengikuti hasil ru-yah Arab Saudi.
Pendapat satu ru-yah untuk semua negeri ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Sayyid Sabiq rahimahullah dalam Fiqhu as-Sunnah (Juz 1) :
ذهب الجمهور: إلى أنه لا عبرة باختلاف المطالع.
فمتى رأى الهلال أهل بلد، وجب الصوم على جميع البلاد لقول الرسول صلى الله عليه وسلم ” صوموا لرؤيته، وافطروا لرؤيته “.
وهو خطاب عام لجميع الامة فمن رآه منهم في أي مكان كان ذلك رؤية لهم جميعا.
Pendapat Jumhur : Tidak ada perbedaan mathla (tempat muncul hilal), maka penduduk negeri apa saja yang telah melihat hilal, maka seluruh negeri wajib shaum sebagaimana hadits Rasulullah, “Shaumlah kalian karena melihat hilal (awal Ramadhan), dan berbukalah kalian karena melihat hilal (awal Syawwal)”. Ucapan tersebut adalah umum untuk semua umat, maka barangsiapa di antara mereka yang telah melihat hilal di tempat mana saja, maka itu adalah ru-yah bagi mereka semua (Fiqhu as-Sunnah Juz 1).
Satu ru-yah untuk satu negeri dan negeri yang berdekatan.
Maksudnya : Jika suatu negeri telah menyatakan telah melihat Hilal melalui ru-yah dengan terpercaya dan terbukti, maka negeri yang berdekatan wajib mengikutinya walaupun negeri tersebut tidak melihat Hilal di negerinya sendiri.
Contoh : Jika Indonesia telah menyatakan telah melihat hilal, negara-negara tetangga Indonesia (Malaysia, Brunei, Filipina, Thailand, dsj) yang belum melihat hilal harus mengikuti hasil ru-yah Indonesia.
Ini adalah pendapat sebagian ulama Syafi’iyyah.
Setiap negeri memiliki ru-yah masing-masing.
Maksudnya : Jika suatu negeri telah menyatakan telah melihat Hilal melalui ru-yah dengan terpercaya dan terbukti, maka negeri lain tidak wajib mengikutinya jika mereka tidak melihat Hilal di negerinya sendiri.
Contoh : Jika Arab Saudi telah menyatakan telah melihat hilal, negara-negara lain di seluruh dunia yang belum melihat hilal tidak harus mengikuti hasil ru-yah Arab Saudi, melainkan mengandalkan hasil ru-yah di negerinya sendiri.
Ini adalah pendapat Ikrimah, Qasim bin Muhammad, Salim, Ishaq rahimahumullah, dan pendapat yang dipilih oleh sebagian ulama Syafi’iyyah.
Ketiga pendapat dalam masalah ru-yah Hilal tersebut memiliki dalil/argumen yang sama (dengan pemahaman yang berbeda), yaitu suatu hadits riwayat Bukhari dan Muslim :
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ
Rasulullah bersabda, “Shaumlah kalian karena melihat hilal (awal Ramadhan), dan berbukalah kalian karena melihat hilal (awal Syawwal). Jika (hilal) tertutup atas kalian, maka sempurnakanlah jumlah Sya’ban 30 hari.” >
Sedangkan pendapat setiap negeri memiliki ru-yah masing-masing memiliki tambahan dalil dari hadits Kuraib / Ibnu Abbas :
: قدمت الشام، واستهل علي هلال رمضان وأنا بالشام، فرأيت الهلال ليلة الجمعة.
ثم قدمت المدينة في آخر الشهر، فسألني
ابن عباس - ثم ذكر الهلال - فقال: متى رأيتهم الهلال؟ فقلت: رأيناه ليلة الجمعة فقال: أنت رأيته؟ فقلت: نعم، ورآه الناس، وصاموا، وصام معاوية، فقال: لكنا رأيناه ليلة السبت، فلا نزال نصوم حتى نكمل ثلاثين، أو نراه، فقلت: ألا تكتفي برؤية معاوية وصيامه؟ فقال: لا…هكذا أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم.
Kuraib berkata : Aku tiba di Syam, lalu diumumkan tentang hilal Ramadhan ketika aku masih di Syam. Aku melihat hilal pada malam Jum’at. Lalu aku tiba di Madinah pada akhir bulan (Ramadhan), lalu Ibnu Abbas menanyakanku –lalu ia menyebut hilal–. Ibnu Abbas bertanya, “Kapan mereka melihat hilal?” Aku menjawab, “Kami melihat hilal pada malam Jum’at.” Ibnu Abbas bertanya, “Kamu melihat hilal?” Aku menjawab, “Ya, dan orang-orang melihat hilal, lalu mereka shaum, dan Mu’awiyah juga shaum.” Ibnu Abbas berkata, “Tapi kami melihatnya pada malam Sabtu, maka kami tidak berhenti shaum hingga kami menyempurnakan 30 hari atau kami melihat hilal.” Aku bertanya, “Apakah tidak cukup bagimu ru-yah Mu’awiyah dan shaumnya?” Ibnu Abbas menjawab, “Tidak, begitulah Rasulullah telah memerintahkan (kami).” >
L.2. Hisab
Walaupun ru-yah merupakan cara yang paling banyak dipakai dalam menentukan awal/akhir bulan Hijriyah, sebagian Muslim memakai ilmu hisab dengan memperhitungkan gerak Bulan mengitari Bumi, bahkan ilmu hisab saat ini sudah didukung dengan alat-alat astronomi dengan teknologi yang canggih.
Dalil diperbolehkannya hisab dipakai dalam menentukan awal/akhir bulan adalah :
Menentukan awal bulan Hijiriyah (secara umum : semua bulan hijiryah) pada dasarnya termasuk dalam permasalahan dunia.
Kaidah dalam permasalahan dunia adalah segala sesuatu adalah boleh kecuali jika ada dalil yang melarangnya. Apalagi dengan ilmu hisab ini dapat membantu umat Muslim di seluruh dunia, baik dalam permasalahan dunia bahkan juga dalam beberapa permasalahan agama (seperti waktu shalat dan hisab awal ramadhan/syawal/dzulhijjah).
Terdapat perintah dalam Al-Qur’an yang menyuruh umat Muslim mempelajari ilmu hisab, antara lain adalah :
(((يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ اْلأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ )))
((( Mereka bertanya tentang hilal-hilal, katakanlah itu adalah waktu-waktu bagi manusia dan bagi (ibadah) haji [Al-Baqarah (2): 189] )))
((( Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. [Yunus (10) : 5] )))
((( Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. [ Al-Israa' (17) :12] )))
((( Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. [Al-An'am (6) : 96] )))
Beberapa ulama yang menyatakan bolehnya memakai hisab antara lain : Abul Abbas Ahmad bin Amr bin Suraij asy-Syafi’i, Ibnu Hazm, Ibnu Daqiq al-’Iid, dan Muhammad Rasyid Ridha Rahimahumullah (lihat majmu’ah ar-rasaail ats-tsalasah). Ulama-ulama Indonesia juga cukup banyak yang menyatakan bolehnya menggunakan hisab, satu dari mereka adalah A. Hassan rahimahullah (lihat terjemahan dan keterangan A. Hassan dalam Kitab Bulughul Maram).
M. Pendapat yang Ideal Tentang Ru-yah
Dalam masalah ru-yah, kaum Muslimin saling berbeda pendapat tentang pendapat manakah yang paling kuat dalam penentuan ru-yah, apakah pendapat pertama (satu ru-yah untuk semua negeri), pendapat kedua (satu ru-yah untuk satu negeri dan negeri yang berdekatan), atau pendapat ketiga (setiap negeri memiliki ru-yah masing-masing)? Menurut penulis, pendapat yang paling kuat / mendekati kebenaran adalah pendapat yang pertama, Insya Allah, pendapat yang paling ideal, dan juga merupakan pendapat mayoritas ulama. Hal ini memiliki beberapa alasan antara lain :
Kata “kalian” pada hadits ru-yah berlaku umum untuk semua orang Islam. Jika ada yang melihat Hilal, jujur, terpercaya dan terbukti tanpa memandang perbedaan mathla (tempat munculnya hilal), maka persaksian itu harus diterima.
Umat Islam itu satu, karena itu perlu penyeragaman dalam penentuan Hilal.
Sebagian kalangan meyakini bahwa pendapat ketiga (setiap negeri memiliki ru-yah masing-masing) adalah pendapat yang lebih kuat dengan dalil hadits Kuraib yang sudah disebut sebelumnya dan menyatakan bahwa jika pendapat pertama (satu ru-yah untuk semua negeri) lebih kuat, maka hadits umum tentang ru-yah itu bertentangan/bentrok dengan hadits Kuraib.
Jika direnungkan lagi, sebenarnya hadits Kuraib tidak bertentangan dengan hadits umum tentang ru-yah. Beberapa alasannya adalah :
Pada saat itu negeri-negeri berjauhan dan belum memiliki suatu sistem komunikasi yang canggih dan cepat.
[Ibnu Abbas bertanya, “Kapan mereka melihat hilal?”] Hal ini menandakan bahwa Ibnu Abbas tidak tahu kapan Mu’awiyah yang merupakan seorang khalifah memulai shaum Ramadhan di Syam, dan Ibnu Abbas baru mengetahui hal itu saat Kuraib mengabarinya. Dengan alasan ini pula menandakan bahwa sekalipun Mu’awiyah mengumumkan berita ru-yah di negerinya, tetapi ia tidak menyebarkannya ke negeri yang lain karena pada saat itu belum adanya suatu sistem komunikasi yang cepat (pada saat itu informasi disampaikan melalui utusan yang waktu tempuhnya dapat berhari-hari sehingga tidak efektif untuk urusan seperti hilal ini).
[ Aku tiba di Syam, lalu diumumkan tentang hilal Ramadhan ketika aku masih di Syam. Aku melihat hilal pada malam Jum'at. Lalu aku tiba di Madinah pada akhir bulan (Ramadhan)] Kuraib menyampaikan berita hilal Ramadhan di Syam pada Ibnu Abbas di Madinah pada akhir bulan Ramadhan. Kesimpulannya berita hilal itu sangat telat datang (tapi masih dapat dimaklumi jika melihat kondisi pada saat itu) pada saat shaum sudah berjalan beberapa pekan (hampir sebulan), oleh karena itu Ibnu Abbas menyatakan bahwa mereka (penduduk Madinah) akan meneruskan shaum mereka hingga mereka melihat hilal Syawal atau ikmal. Seandainya berita hilal Ramadhan di Syam bisa tiba tepat waktu di Madinah (dan kondisi seperti ini pada saat itu sangat sulit tercapai), maka belum tentu Ibnu Abbas akan berkata seperti itu.
[Tidak, begitulah Rasulullah telah memerintahkan (kami)] Perkataan Ibnu Abbas ini bisa ditafsirkan dalam beberapa penafsiran, apakah maksudnya adalah (a) Rasulullah memerintahkan ru’yah hilal Ramadhan berlaku di masing-masing negeri atau (b) Rasulullah memerintahkan jika berita hilal Ramadhan dari negeri lain sampai dengan telat pada saat negeri itu sedang shaum beberapa pekan, maka penduduk negeri itu sebaiknya melanjutkan shaum mereka.
Pendapat 4b lebih baik, Insya Allah, daripada 4a sehingga hadits Kuraib ini tidak bentrok dengan hadits hilal secara umum. Seandainya berita hilal Ramadhan di Syam bisa tiba tepat waktu di Madinah (dan kondisi seperti ini pada saat itu sangat sulit tercapai), maka belum tentu Ibnu Abbas akan berkata seperti itu dan Ibnu Abbas sangat mungkin akan mengikuti kesaksian orang-orang yang telah menyatakan melihat hilal Ramadhan di negeri lain.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam saja menerima persaksian orang-orang yang melihat hilal tanpa menanyakan di mana mereka melihat hilal :
راءى الناس الهلال، فأخبرت رسول الله صلى الله عليه وسلم أني رأيته، فصام، وأمر الناس بصيامه.
Dari Ibnu Umar Radiyallaahu Anhu : Orang-orang melihat hilal (Ramadhan), lalu berita ru’yah itu disampaikan kepada Rasulullah, maka beliau shaum dan memerintahkan orang-orang untuk shaum. >
N. Dilema ru-yah dan hisab
Faktanya, pada saat ini kebanyakan negeri memilih pendapat ke-3 (sebagian ada yang memilih pendapat ke-2) dalam masalah ru-yah, sehingga masih cukup sering terjadi perbedaan dalam penentuan Hilal. Ego masing-masing negara masih terlihat, padahal seharusnya yang terlihat hanyalah rasa persaudaraan sesama Muslim dan melepas perbedaan negara.
Cukup sering terjadi perbedaan awal bulan Ramadhan dan Syawal di beberapa negeri Muslim di dunia, hal ini disebabkan kebanyakan negeri memilih pendapat ke-3 dalam ru-yah. Anehnya, ketika penentuan awal bulan Dzulhijjah, banyak negara-negara yang mengikuti hasil ru-yah Arab Saudi. Ketika penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal, masing-masing negara kukuh berpendapat dengan hasil ru-yah di negerinya masing-masing, tetapi ketika penentuan awal bulan Dzulhijjah banyak negeri Muslim yang mengikuti hasil ru-yah Arab Saudi. Aneh, kan?
Disinilah cara hisab sebenarnya bisa berperan dengan baik dalam penentuan Hilal. Dengan ilmu hisab yang semakin baik yang dikuasai oleh ahli hisab Muslim, ditambah dengan bantuan alat astromoni dan astronom Muslim, mereka memakai hisab untuk keperluan umat Muslim di seluruh dunia.
Contoh terbaik adalah jadwal shalat 5 waktu untuk seluruh dunia, jadwal tersebut dibuat dengan hisab dan dipakai oleh mayoritas Muslim di dunia, termasuk di Indonesia. Jadwal shalat pada awalnya diketahui dengan cara melihat perubahan posisi matahari (dengan kata lain ru-yah Syamsu/Melihat matahari), tetapi dengan adanya ilmu hisab, jadwal shalat bisa dibuat untuk seluruh tempat di dunia. Kenapa hisab jadwal shalat bisa digunakan di seluruh dunia? Karena perhitungannya hasil hisab –Insya Allah– sama (atau setidaknya hanya selisih sedikit saja beberapa menit) dengan hasil melihat langsung posisi matahari untuk menentukan waktu shalat.
Jadwal shalat 5 waktu yang diterima di seluruh dunia itu dibuat dengan hisab, anehnya ketika ahli hisab (dan astronom Muslim) membuat hisab untuk kalender hijriyah, termasuk penentuan Hilal Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah, banyak negeri Muslim yang menolaknya, tetapi mereka memakai hisab (menggunakan kalender Hijriyah) untuk bulan-bulan Hijriyah selain Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Anehnya lagi mereka memakai hisab untuk shalat dalam keseharian hidup mereka, tetapi ketika mementukan Hilal mereka menolaknya.
Contoh lainnya dengan adanya hisab, bisa diketahui dengan jelas kapan waktu gerhana bulan atau gerhana matahari, di tempat mana terjadinya, kapan waktunya, dan sebagainya. Dengan adanya informasi seperti itu, kaum Muslimin jadi mengetahui tentang kapan waktu gerhana, dan juga bisa bersiap-siap untuk melakukan salah satu sunnah Rasulullah yaitu shalat gerhana.
Sebenarnya hisab dan ru-yah tidak bertentangan, malah sebaliknya hisab bisa menjadi pendukung ru-yah. Dengan hisab, bisa ditentukan apakah Hilal kemungkinan besar akan terlihat atau tidak. Jika ahli hisab mengatakan ru-yah dapat terlihat di suatu tempat, maka hanya perlu pembuktian dengan ru-yah, dan biasanya –Insya Allah– memang benar (karena perhitungan hisabnya sudah bagus dan semakin baik). Jika ahli hisab dan astronom Muslim mengatakan dengan ilmu hisab dan astronominya bahwa Hilal kemungkinan tidak akan terlihat, maka tinggal buktikan saja dengan ru-yah, simpel kan?
Dengan ilmu hisab dalam penentuan jadwal kalender Hijriyah, termasuk penentuan Hilal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, maka Insya Allah persatuan umat Islam di dunia dalam masalah tanggalan / kalender tahun hijriyah dapat tercapai lagi. Tidak akan ada lagi perbedaan waktu shaum, Idul Fitri dan Idul Adha di seluruh dunia. Alangkah indahnya jika hal tersebut bisa terwujudnya. Jika orang nashrani bisa bersatu merayakan natal setiap tanggal 25 Desember, kita sebagai Muslim lebih berhak untuk bisa bersatu dalam shaum (Ramadhan), Idul Fitri (Syawal), dan Idul Adha (Dzulhijjah).
O. Opini Penulis tentang Penentuan Hilal di Indonesia
Beberapa hal yang biasa dilakukan depag/pemerintah dalam penentuan Hilal.
Cara yang dipakai oleh pemerintah/Depag RI adalah ru-yah, tetapi menurut penulis mereka belum optimal dalam menerapkannya.
Biasanya menugaskan beberapa orang Depag untuk melakukan ru-yah hilal di beberapa tempat di wilayah Indonesia. (Apakah semua tempat di Indonesia akan terjangkau oleh orang Depag, lebih banyak mana antara orang Depag yang diperintahkan melihat Hilal dengan Muslim Indonesia yang juga berpotensi untuk dapat melihat Hilal?)
Jika mayoritas orang Depag menyatakan tidak melihat hilal pada sidang itsbat, maka pendapat itu yang biasanya dipakai.
Biasanya akan melakukan rapat dengan ormas Islam sebelum penentuan awal bulan Ramadhan/Syawal (sidang itsbat), tetapi pendapat yang dipilih biasanya pendapat yang sudah dipilih oleh pemerintah/depag sebelumnya.
Sekalipun banyak Muslim non-Depag atau ormas yang melihat ru-yah dan sudah melaporkannya kepada pemerintah, jika pemerintah/Depag RI sudah memutuskan untuk ikmal maka pasti akan digenapkan (tidak memakai hasil ru-yah orang/pihak lain).
Diberitakan bahwa Depag sudah membeli suatu alat astronomi yang canggih, tetapi penggunaannya secara optimal untuk ru-yah belum diketahui. Apakah benar-benar dipakai atau hanya sekedar pajangan saja.
Biasanya waktu awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah di Indonesia adalah waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan kalender yang telah dibuat oleh pemerintah Indonesia. Dan biasanya pula, lama bulan Ramadhan adalah 30 hari.
Cukup sering hasil penentuan Hilal (terutama Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah) pemerintah/Depag RI berbeda dengan kebanyakan hasil penentuan negeri Muslim lainnya di dunia. Tahun 1427 H dan 1428 H adalah salah satu contohnya (awal Syawal dan Dzulhijjah yang dipakai pemerintah RI berbeda dengan yang dipakai mayoritas negeri Muslim).
Tahun ini (1428 H) Depag sudah memanggil ahli ru-yah dan ahli hisab untuk saling berdiskusi. Semoga mereka dapat berdiskusi dengan baik, saling menerima kebenaran, mau mengakui kekeliruan jika memang terjadi kekeliruan, dan bertujuan untuk mendapat hasil yang terbaik untuk umat Muslim ini (update : ternyata harapan tersebut tidak dapat terwujud pada tahun 1428 H, semoga saja harapan ini dapat terwujud pada tahun-tahun yang akan datang, Amiin).
Beberapa hal yang dilakukan oleh masyarakat/ORMAS Muslim di Indonesia (non depag/pemerintah) dalam penentuan Hilal :
ORMAS paling vokal dalam menerapkan hisab untuk penentuan Hilal adalah Muhammadiyah. Biasanya mereka percaya diri untuk mengumumkan hasil hisabnya jauh hari sebelum hari H.
Ada beberapa ORMAS yang mengikuti rapat Depag tentang penentuan awal bulan yang pada rapat tersebut mereka mengikuti pendapat pemerintah/Depag, tetapi pada kenyataannya (entah secara organisasi maupun personal) mereka menerapkan pendapat yang berbeda dengan apa yang sudah diputuskan tersebut.
Ada beberapa ORMAS pusat yang mengikuti pendapat pemerintah RI, tetapi ORMAS cabangnya tidak mau sependapat dengan ORMAS pusat disebabkan mereka sudah melihat Hilal atau negeri lain ada yang sudah melihat Hilal. Ini pernah terjadi pada sebagian cabang Nahdhatul Ulama.
Ada beberapa orang/ORMAS di Indonesia yang berpegang pada pendapat satu ru-yah untuk semua negeri dan mereka mengambil patokan Arab Saudi. Salah satu contohnya adalah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (walaupun mereka tidak terlalu vokal dalam menyuarakannya).
Ada beberapa orang/ORMAS di Indonesia yang serius dalam melihat ru-yah dan maksimal untuk dapat menemukannya. Jika mereka melihat ru-yah, mereka akan berpegang pada pendapat tersebut walaupun berbeda dengan keputusan pemerintah RI. Contoh ORMAS ini cukup banyak, salah satunya adalah Front Pembela Islam (FPI).
Ada beberapa orang/ORMAS di Indonesia yang berpegang pada pendapat masing-masing negara memiliki ru-yah masing-masing, mereka mengikuti penentuan Hilal pemerintah RI untuk bulan Ramadhan dan Syawal, tetapi untuk masalah Dzulhijjah mereka mengikuti penentuan Hilal di Arab Saudi. Contohnya adalah sebagian kelompok Salafiyun.
Alhamdulillah, Ramadhan tahun ini (1428 H) hampir semua Muslim di dunia ini memulai shaum pada hari yang sama (13 september 2007). Tapi sepertinya Idul Fitri tahun 1428 ini di Indonesia akan terjadi perbedaan lagi seperti tahun lalu (update : memang telah terjadi perbedaan lagi). Muhammadiyah sudah menentukan (dengan hisab) bahwa Idul Fitri tahun ini kemungkinan akan jatuh pada tanggal 12 Oktober 2007, hal ini berbeda dengan kalender resmi pemerintah Indonesia dan beberapa organisasi Muslim lainnya yang sependapat dengan pemerintah.
Biasanya penulis sependapat dengan Muhammadiyah, karena [biasanya] hisab Muhammadiyah akan sama hasilnya dengan penentuan Hilal di mayoritas negara Muslim lainnya di dunia (contohnya seperti penentuan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah pada tahun 1427 H, hasil hisab mereka sama dengan hasil penentuan Hilal di kebanyakan negeri Muslim lainnya pada tahun tersebut) . Penulis hanya perlu mencari informasi pada malam Idul Fitri (tahun ini pada malam 12 Oktober 2007) tentang penentuan Idul Fitri di beberapa negeri Muslim lainnya (terutama Timur Tengah) untuk pembuktian.
Penulis juga sependapat dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (satu ru-yah untuk semua negeri), oleh karena itu wajar jika Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dijadikan salah satu sumber penulis untuk mendapat informasi awal bulan Hijriyah (tapi saat ini informasi dapat lebih mudah didapat melalui internet ^^, jadi penulis tidak bergantung untuk mendapat informasi hilal dari beberapa ORMAS di negeri ini).
P. Penutup
Dalam bagian akhir dari tulisan ini, penulis akan memberikan suatu kesimpulan dari apa yang sudah dibahas pada tulisan ini :
Terdapat tiga cara dalam penentuan Hilal bulan Hijriyah, yaitu ru-yah, Ikmal dan hisab.
Terdapat perbedaan pendapat dalam penentuan ru-yah Hilal, yaitu (1) satu ru-yah untuk semua negeri, (2) Satu ru-yah untuk satu negeri dan negeri yang berdekatan dan (3)Masing-masing negeri memiliki ru-yah masing-masing.
Ilmu hisab ialah cara yang boleh dan baik dipakai untuk penentuan Hilal, dan hal ini sebenarnya tidak bertentangan dengan ru-yah.
Jika setiap pemimpin negeri Muslim berkumpul untuk membicarakan masalah ini, lalu memilih pendapat satu ru-yah untuk semua negeri dengan pertimbangan kesatuan umat Islam di seluruh dunia, lalu ditambah dengan dipakainya ilmu hisab yang dibantu dengan teknologi dan alat astronomi yang canggih pada zaman ini, Insya Allah, tidak akan ada istilah lagi umat Islam merayakan hari raya yang sama (Idul Fitri dan Idul Adha) dengan hari/tanggal yang berbeda.
Perbedaan pendapat (dalam hal yang diperbolehkan, bukan menyangkut masalah yang paling penting dari yang paling penting seperti aqidah, iman, dan sebagainya) memang akan sering terjadi, tetapi jika tidak ada satu upaya untuk menyatukannya maka perbedaan tersebut akan terus menjadi perbedaan yang jika tidak disikapi dengan baik maka bisa menjadi sebuah perpecahan.

Tol: 'Penulis' di atas bukanlah penulis yang sebenar(bukan ana) sebenarnya ana nak sampaikan yang part atas tu je~yang bawah nak padam~tapi rasanya ada baiknya ana kekalkan buah fikiran penulis asal entry ini semoga dengannya kita sedikit sebanyak dapat memeta kondisi umat di Indonesia~insyaAllah~
Wednesday, August 24, 2011
Entry untuk adik2 tersayang~
(^__^) people live but people die. Harimau mati meninggalkan belang~manusia mati kadang-kadang nama pun turut dilupakan~tak kiralah betapa sayang kita kepadanya~~~
Justeru biar ada sedikit dari langkah seorang pengemis ini tercoret di kanvas letronik ini~moga-moga ada manfaatnya tidak pada yang lain mungkin pada diri ni..
Luar biasanya kali ini adalah keseluruhan Ramadhanku dimaknakan di rumah~bersama keluarga sudah semestinya~inilah Ramadhan pertama sejak bergelar pelajar lepasan sekolah yang aku maknakan di sisi keluarga keseluruhannya~alhamdulillah oleh itu suka utk menayangkan sedikit aktiviti yang aku lakukan hari ni~haha~~~
senang bicara tak perlu dibicarakan~nah nak tunjuk ini~~puroosely utk memancing adik2 pulang segera ke rumah~(kakyong nak pergi arkedman~cepat balik!)

Kenal tak ni? haha~ayah dah prepare those bottles for the coming syawal but indeed some of its seals broken already~naseblah kome~~










Rasanya sedap~nanti nak rasa lah nyum2~~

Well tulah~dia all those benda yang kayong nak tunjuk pada kamu adik2 kakyong~actually rindu sangat kat kome~belajar la leklok~and pulanglah berhari raya~kerana kakyong mau ke Arkedman~~haha~~~
Simple but no pimple~~
InsyaAllah berbaki lagi 5 hari ramadhan ni~nak buang macam tu je? NO!!! Manfaatkannya people~~~I do love you~thats why i want to ajak you to Allah~~~
Jangan marah ana sebab sayang antum~benda bukan boleh rancang~~~
Assalamualaikum~